Cari Blog Ini

Minggu, 17 April 2011

Sejarah Negara Jepang

Sejarah Jepang
Kata “sejarah” adalah menunjukan perkembangan
sesuatu dalam proses waktu. Oleh karena itu segala
sesuatu yang di sekitar kita dapat kita ambil sejarah nya.

 Geografi dan Sejarah Jepang
walapun dalam waktu yang relatif pendek. Oleh karena
itu sejarah adalah sebuah metode. Sejarah Jepang adalah
berarti Jepang dalam dalam proses waktu perkembangan.
Kemudian yang menjadi pertanyaan apakah Jepang itu?
Jepang berasal dari kata Jepun atau Jipun atau Yapan
atau Japon, bacaan dari hurup kanji  di baca
dengan Nihon atau Nippon. Nippon adalah sebutan
dari orang Kajin  atau China. Adalah Jepang
karena Jepang berada di sebela timur China, atau asal
munculnya matahari. Ketika itu orang Jepang disebut
dengan orang “wa” atau Wajin.
Naskah tua yang menyebut orang “wa” adalah
[1] (gishiwajiden/hikayah orang Wa). Di dalam
naskah tersebut di jelaskan bahwa ada sebuah kerajaan
disebelah timur China dimana rajanya sangat di hormati
oleh rakyatnya.
Tetapi di Jepang sendiri, naskah yang paling tua
yang di tulis oleh orang Jepang sendiri adalah Kojiki/
dan Nihonshoki/ᣣᧄᦠ♿. Kedua naskah ini di tulis
pada tahun 712 dan 720. Di dalam kedua naskah ini
sudah terdapat pemakaian nama Nihon atau Nipon.

a.   Zaman prasejarah di Jepang 
Zaman prasejarah di Jepang di bagi atas 2 zaman,
yaitu zaman Jomon[1]    dan zaman Yayoi[1]
. Sebelum tahun 1945, belum di temukan zaman pra
sejarah Zomon dan zaman Yayoi di Jepang. Karena
sebelum tahun 1945, sejarah Jepang dimulai dari mitos
yang tertulis dalam naskah Kojiki (712) dan Nihon shoki
(720).
Sehingga dalam perjalanan sejarah Jepang pernah
mengalami dua buah fisi kesejarahan. Yaitu fisi
kesejarahan yang bersifat religus dan fisi kesejarahan
dari ilmu pengetahuan. Sebelum tahun 1945, sejarah ILMU KEJEPANGAN
Jepang dipelajari bermula dari zaman dewa matahari
turun ke Izumonokuni ( ߩ ) yaitu negeri Jepang
sekarang. Sedangkan setelah perang dunia kedua berahir,
Jepang bukan lagi sebuah negara yang dipimpin oleh
Kaisar. Oleh karena itu ilmuan Jepang sudah bebas
menggunakan teori-teori ilmu pengetahuan Eropah dalam
hal membahas kesejarahan mereka. Oleh karena itu
setelah perang dunia kedua berahir, zaman sejarah
Jepang menjadi lebih panjang, yaitu bukan dimulai dari
abad 8, tetapi dimulai dari abad ke 4 dan kemudian
zaman para sejarah dilanjutkan dengan penelitian
arkeologi, sehingga ditemukan zaman prasejarah Jomon
dan Yayoi.

1)  Zaman Jomon
Zaman primitif di Jepang tidak jelas diketahui
berjalan berapa lama. Tetapi dihipotesakan bahwa zaman
Jomon adalah zaman primitif awal dimana
masyarakatnya menggunakan peralatan yang disebut
dengan Jomon. Peralatan Jomon adalah suatu jenis
peralatan yang biasanya dipergunakan masyarakat
sebagai tempat air atau tempat barang-barang lainnya
yang terbuat dari tanah liat. Peralatan ini biasanya
dibawa di punggung oleh masyarakat tersebut.
Ahir-ahir ini peralatan Jomon ini banyak ditemukan
dan dikolekasi dimuseum sebagai benda-benda bersejarah
di Jepang.
Pada zaman Jomon ini orang-orang diperkirakan
tinggal didataran tinggi. Rumahnya didirikan dengan
cara menggali tanah dan ditengah-tengahnya dibuat tiang
penyangga atap, atapnya terbuat dari rerumputan yang
disebut ߡ/tate ana shiki jukyo.


              Gambar Tateana shiki jukyou


Mereka diduga tinggal dalam kelompok kecil dengan
kehidupan berburu. Masyarakat Jomon diduga tidak
mempunyai pemerintahan dan tidak mengenal kelaskelas masyarakat. Pertanian belum begitu dikenal,
sehingga masyarakat hidup dari hasil berburu dan
menangkap ikan. Oleh karena itu belum dikenal sistem
penyimpanan dari sebagian hasil kerja mereka. Sehingga
dengan demikian belum dikenal adanya perbedaan orang
kaya dan orang miskin, atau orang berkuasa dan yang
dikuasai. Oleh karena itu orang-orang pada masa ini
adalah orang-orang bebas. Diduga ikatan keluarga
mereka juga hanya terdiri dari ibu dan anak-anaknya,
sedangkan para pria masih merupakan orang-orang bebas
dari keluarga.

               Gambar Jomon


2) Zaman Yayoi
Pada abad ke 3 masehi, diduga ada lompatan budaya
di Jepang. Yaitu karena masuknya teknologi pertanian
dari tairiku (daratan China). Pada masa tersebut sudah
dikenal peralatan dari logam seperti arit dan alat-alat
pertanian lainnya. Oleh karena itu pengaruh kebudayaan
China ini diduga sangat mempengaruhi kehidupan
masyarakat Jepang waktu itu sehingga zamannya disebut
dengan Yayoi.
Kebudayaan pertanian ini dapat dipastikan dari
bukti-bukti peninggalan benda-benda purbakala yang
terbuat dari tanah liat dimana pada sisi luar benda-benda
tersebut ada didapat lukisan tentang kehidupan
pertanian pada abad ke 3 sesudah masehi. Pada zaman
Yayoi masyarakat sudah tinggal didataran rendah karena
mereka sudah mengolah sawah. Oleh karena itu
ditemukan bekas rumah takayukashiki (rumahpanggung). Rumah panggung dibuat sesuai dengan
kebutuhan hidup untuk dapat menyimpan padi dalam
waktu yang cukup lama. Zaman ini disebut zaman Yayoi
karena peninggalan–peninggalan benda-benda purbakala
ini pertama sekali ditemukan di Yayoicho ( ) di
Tokyo sekarang. Situs sejarah tersebut dinamai
Yayoishikidoki (Toyoda 1988:2).



                               Gambar Takayukashiki

Masuknya kebudayaan China, pada abad 3 di daerah
Kan (ṽ) peradaban sudah sangat maju. Ketika bangsa
Kan datang ke Jepang, mereka membawa masuk
kebudayaan logam. Masyarakat Kan membawa
kebudayaan pertanian ke Jepang. Bangsa pendatang
tersebut datang dengan jumlah yang sangat besar
sehingga cukup mendominasi masyarakat yang sudah
duluan ada di Jepang waktu itu1
 Oleh karena itu maka .
zaman Yayoi ditandai dengan lahirnya masyarakat petani.
Pada zaman Jomon sudah dikenal pembuatan alat-alat
dari batu seperti alat berburu binatang dan juga alat-alat
dari tanahliat, tetapi kebudayaan tanah liat pada zaman
Yayoi diduga bukan merupakan suatu fase perkembangan
dari zaman Jomon. Pada zaman Yayoi pembuatan alat
dari tanah liat (kramik) sudah sangat halus, hal ini
adalah karena teknologinya dibawa dari luar negeri yaitu
Tairiku atau daratan China. Sehubungan dengan
dikenalnya teknologi pertanian, maka pada zaman Yayoi
sudah dikenal peralatan pertanian dari logam seperti arit,
cangkul dan sebagainya. Oleh karena itu nenekmoyang
bangsa Jepang sekarang ini adalah merupakan
perpaduan antara pendatang dari Tairiku dan orangorang yang sudah duluan tinggal di Jepang (Ienaga 1991,
Kitazima1976).
 Dengan dikenalnya kebudayaan pertanian,
mengakibatkan terjadinya perubahan pola kehidupan
masyarakatnya. Pada masyarakat berburu seperti pada
zaman Jomon, masyarakat tidak dapat hidup
berkelompok terlalu besar karena akan mengalami
kesulitan memenuhi nafkah. Karena apabila masyarakat
tinggal dalam suatu tempat dengan jumlah yang banyak,
maka dikuatirkan binatang buruan akan segera habis.
                                                
 Hori ichiro mengatakan ada 9 jenis  asal usul suku bangsa Jepang, tetapi
diantaranya ada tiga yang dominan, yaitu bangsa mongoloid,
melayupolinesia dan sukubangsa Ainu (Horiichiro 1968;3).
Hal ini berbeda dengan pada masyarakat pertanian,
dalam masyarakat pertanian justru dibutuhkan jumlah
orang banyak untuk memenuhi tenaga kerja. Hasil
pertanian seperti padi dapat disimpan dalam waktu yang
cukup lama. 
 Karena pertanian dapat menjamin pendapatan yang
tetap, sehingga memungkinkan masyarakat untuk tinggal
bersama dalam skala yang relatif lebih besar dari pada
masyarakat berburu, dan hal ini mengakibatkan semakin
berkembangnya strata sosial dalam masyarakat tersebut.
Perkembangan ini melahirkan adanya orang kaya dan
orang miskin, orang berkuasa dan orang tidak berkuasa.
Kemudian melahirkan adanya status Tuan atau Raja dan
difihak lain melahirkan status pekerja atau budak.
Sedangkan status-status seperti diatas tidak dikenal
dalam masyarakat berburu.
Pada zaman Yayoi ini sudah ditemukan adanya
pemerintah pusat di Jepang yang dipimpin oleh seorang
ratu yang bernama (Himiko). Pada ketika itu diduga ada
30 kerajaan kecil di Jepang yang dibawah pemerintahan
pusat Himiko yang berpusat di (yamataikoku). Data
mengenai pemerintah pusat yang dipimpin ratu Himiko
ini ada tertulis dalam (legenda tentang orang wa) yang
ditulis oleh orang China pada abad ke 3 (Tahun 233-297).
Pada kira-kira abad 4 di daerah Yamato atau daerah
Nara sekarang muncul penguasa besar, kira-kira abad 5
sudah menguasai hampir seluruh Jepang. Pada abad 6
mendirikan pemerintahan yang disebut Yamato Chotei,
raja nya disebut dengan Tenno. Kuburan para penguasa
abad 4 hingga 6 ini sering ditemui berupa kuburan besar
yang disebut dengan (kofun/).
Kofun adalah kuburan tua yang sangat besar yang
hingga kini dapat ditemui diberbagai daerah. Dalam
pembuatan kuburan ini dapat dipastikan membutuhkan
tenaga kerja yang banyak. Dari dalam kuburan tersebut
banyak ditemukan peninggalan-peninggalan purbakala
seperti patung yang terbuat dari tanah liat yang berupa
bentuk manusia, binatang, rumah, dan kapal yang
disebut dengan (haniwa/ ) benda-benda ini dikubur
bersama mayat. Hal ini dapat menunjukkan bukti bahwa
pada ketika itu sudah ada penguasa besar dan
pengauasa-penguasa daerah yang dihormati rakayatnya.
Hal ini juga menunjukan sudah adanya stratifikasi sosial
yang jelas pada masyrakat zaman Yayoi.
Pada abad 5-6 kerajaan Yamato Chotei sudah
membuka hubugan dengan Kudara (Korea) dan dengan
pemerintah di daratan China. Oleh karena itu pada saat
itu masuk teknologi perkayuan, pengolahan benang sutra.
Pada saat itu juga masuk agama Budha dan Konfuchu
dan ilmu pegetahuan lainnya yang menjadi dasar ilmu
pengetahuan bagi Jepang 
Pada akhir abad ke 6 agama Budha didukung oleh
Shotokutaishi yang berasal dari keluarga Shoga yang
menjalakan pemerintahan penganti Kaisar. Pada akhir
abad ke 6 didirikan kuil Horyujidi Kyoto, yaitu kuil kayu
tertua yang sampai sekarang pun masih dapat dijumpai
di Kyoto.
Setelah Shotokutaishi meninggal penguasa
digantikan anaknya Nakatomi nokamatari yang kemudian membuat reformasi Taika, dimana pemerintahan
meniru sistim China yang berpusat pada kerajaan dengan
membuat undang undang Taihounoritsuryou (ߩ).
Dalam taihounoritsuryou ditetapkan pemikiran
kochikomin ( ) yaitu bahwa tanah dan warnga
adalah dibawah kekuasaan pemerintah pusat. Kemudian
para keluarga bangsawan menjadi pegawai pemerintah
pusat yang bertugas di daerah maupun dipusat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar